Psikologi Orang Dewasa : Minat-minat Dewasa Awal
MINAT-MINAT
DEWASA AWAL : MINAT & AKTIVITAS SOSIAL, SERTA MOBILITAS SOSIAL
semua dewasa awal maesti memiliki posisi dalam kehidupan
sosial, entah itu dalam lingkungan sosial secara luas, ataulingkungan sekolah
atau perguruan tinngi, ataupun lingkungan keluarganya. Posisi-posisi itu tadi
menantang bagi dewasa awal untuk berperanan di dalamnya dan mengadakan aktivitas-aktivitas
tertentu seirama dengan peranannya itu. Dewasa awal yang normal memiliki
minat-minat dan keinginan-keinginan untuk lebih beerarti, lebig berdaya bagi
lingkungan masyarakat. Mereka menolak adanya keterkucilan atau penolakan orang
lain. Atas dasar itu semua, para dewasa awal punya minat sosial yang
mengarahkannya dalam aktivitas-aktivitas sosial.
Dalam aktivitas-akktivitas tadi para dewasa awal bekerja,
belajar pengalaman guna mennjalin dan menata kedudukannya sebagai anggota suatu
kelompok masayrakat. Kebanyakan di antara belumm puas dengan kedud sosial
dewasa awal belum merasa puas dengan kedudukannya yang dicapai dalam tahap
dewasa awal ini. Mereka menginginkan kaenaikan status sosial di mata
orang-oarang lain dan dalam anggapan
dirinya sebagai individu. Ringkasnya , cita-cita iatau keinginan-keinginan itu
tadi membawa para dewasa awal pada apa yang dikenal dengan proses mobilitas
sosial.
1.
PROSES PERUBAHAN DALAM AKTIVITAS SOSIAL
Pola hidup yang berubah berdasarkan
pertambahan usia, status perkawinan, dan stautus jabatan.
a.
Pertambahan usia terjadi proses
perubahan dalam aktifitas sosial. Tahun masa dwasa awal merupakan masa kesepian
bagi kebanyakan pria dan wanita. Hal ini dikarenakan teman atau pasangan mereka
dalam bekerja dan bersahabat seperti masa remajanya, yaitu para wanita telah
maju perkembangannya mendahului pria untuk mempersiapkan diri dalam kehidupan
perkawinan.
b. Perubahan status perkawinan terjadi juga
perubahan aktifitas sosial. Perubahan status antara masa belum berkeluarga
dengan masa setelah berkeluarga, melainkan juga adanya perubahan status
keorangtuaan.
c. Perubahan status jabatan perkembangan
jabatan itu seirama dengan terjadinya perkembangan dalam citra diri seorang
dewasa. Perkembangan citra diri ini teadi membawa pula pengaruh bagi frekuensi,
intensitas dan corak aktifitas para dewasa awal.
2.
POLA AKTIVITAS SOSIAL
Pola aktivitas sosial sangat berbeda
dengan pola dalam rekreasi sebagai pelaknsanaan minat pribadi dewasa awal. Pla
aktivitas sosial lebih lenih menunjuk pada tattanan hubungan antara
individu-individu dalam aktivitas sosialnya. Dalam hubungan ini terdapat tiga
pola yaitu pola pengelompokkan sosial, pola berpartisipasi dan pola
persahabatan.
Pola
pengelompokkan sosial merupakan suatu tatanan hubungan individu dalam
masyarakat yang beranggota besar., luas dan antara anggota satu dengan anggota
lainnya dapat terjadi hubungan antar anggota secara renggang, tidak akrab
bagkan tidak saling mengenal. Aktivitas antara individu satu dengan lainnya
dalam pola pertama ini umumnya dilihat hanya oleh norma-norma, nilai-nilai
masyarakat umum atau peraturan-peraturan kelembagaan. Contohmnya, aktiivtas
kelompok individu dalam suatu pasar atau pusat-pusat perbelanjaan.
Pola
partisipasi dalam aktivitas sosial merupakan satu tatanan hubungan dalam
masayarakat yang beranggota cukup besar, namun antara satu dengan lainnya
terdapat hubungan saling kenal, walaupun tidak terjasdi hunbungan kerja yang
akrab. Aktivitas antar individu terjadi keiikut sertaaan kerja secara disadari
penuh yang bersumber dari dalam diri invidu yang bersangkutan.dengan kata lain,
terjadi terjadi partisipasi tanpa adanya pelaksanaan nilai-nilai, norma-norma
dan peraturan dari luar diri individu, misalnya kesadaran anggota kampung untuk ikut gotong royong
dalam pembangunan tetmpat-tmepat ibadah, partisipasi mahasisiwa dalam
kegiatan-kegiatan organisasi di luar akademis.
Pola
persahabatan dalam aktivitas sosial merupakan satu jalinan hubungan antara
beberapa gelintir individu yang punya tujuan yang disadari bersama antara dua
atau lebih individu punya hubungan kerja sangat akrab. Aktivitas antar individu
dijalin oleh kesadaran tujuan dan kepentingan bersama yang timbu dari kesadaran
diri untuk saling memuaskan antara anggota –anggota yang akrab itu. Satu contoh
nyata pola persahabatan ini adalah keakraban anggota kelompok peer (teman
sebaya).
3.
SASARAN-SASARAN PENTiNG AKTIVITAS SOSIAL
sasaran aktivitas sosial terdiri atas
tiga hal penting. Sasaran tadi adalah menjadi pemimpin, menjadi populer, dan
memperoleh status sosial tinggi. sasaran menjadi pemimpin yang dipunyai
oleh beberapa dewasa awal timbul dari dorongan untuk mendapatkan prestasi sosiaal,
pengembangan citra diri, pengembangan rasa percaya diri dan rasa diri berarti
untuk lingkungan sosialnya. Beberapa dewasa awal menyadari dorongan-dorongan
itu, namun beberapa dewasa awal lainnya tidak menyadari adanya. Hal yang bnayak
disadari pada umumnya adalah diperolehnya rasa percaya diri dan rasa lebih
berarti sebagai hasil dicapainya sasaran untuk mrnjadi pemimpin itu.
Sasaran
menjadi populer, banyak orang dewaa awal yang mencanangkannya. Agaknya,
lebih banyak orang dewasa yang punya cita-cita menjadi populer dibandingkan
dengan sasaran yang pertama tadi. Keinginan atau cita-cita untuk menjadi populer sangat kuat dalam masa
remaja. Banyak orang dewasa awal yang masih tetap mempertahankan perasaaan itu.
Akan teetapi para dewasa awal yang mendekati usia setengah baya umumnya
keinginan menjadi populer itu tidak lagi sehebat masa-masa sebelumnya.
Faktor-faktor yang mendorong timbulnya keinginan untuk menjadi populer para dewasa
awal , sama halnya dorongan untukmenjadi pemimpin yaitu mendaparkan prestasi
sosial, pengembangan citra diri, pengembangan rasa percaya diri dan rasa diri
berarti berarti.
Sasaran
memperoleh status sosaial tinggi, merupakan sasaran aktivitas sosial dewasa
awal yang sangat penting dan umum dibandingkan dua sasaran aktivitas sosial
sebelumnya. Sangat penting karena menyangkut puas atau tidaknya seorang dalam
status sosialnya dimana mereka berada. memang orang-orang dewasa awal telah
merasa puas terhadap ststus sosial yang dicapainya, tetapi jauh lebih banyak
lagi orang yang tidak puas. Mereka yang tidak puas dengan status sosial yang
dicapai inilah yang cenderung berusaha sekuat tenaga untuk mencapai yang lebih
tinggi lagi. Karena jumlah merak aini sangat banyak inilah maknay asasaran
sosial ini dikatakan bersifat umum.
4.
BATU LONCATAN UNTUK MOBIL KA ATAS
Bagi banyak orang dewasa awal, tidak
sendirinya langsung mencapai tingkat status sosial tinngi dalam masayarakat. Dia mencapai status sosial tinggi
melalui tahap demi tahap, dalam prosesnya mereka melalui batu loncatan untuk
melakukan mobil keatas itu. Ada tiga jenis batu loncatann yang sering dilalui
dalam hal ini yaitu kesuksesan dan kemajuan jabatan, mencapai tingkat
pendidikan tinggi, perkawianan dan indentitas pola tingkah laku sosial.
Kesuksesan
dan kemajuan jabatan, umumnya dicapai oleh oarang dewasa awal dalam usia 30
tahun dan akan berkembang terus sampai kemantapan jabatan. Dengan dicapainya
kesuksesan dan kemajuan jabatan, seorang dewasa awal akan mengalami perubahan
dalam citra dirinya. Perubahan itu terpancar dalam minat untuk memiliki
barang-barng sebagai lambang status, timbulnya penyasuaian sikap dan sepak
terjang trhadap teman-temannnya dalam kurun jabatannya, dan penyesuaian pola
hidup secara meyeluruh.jalur yang ditempuh orang dewasa awal untuk mencapai tingkat
jabatab tinggi cukup banyak diantaranya : peningkatan aktivitas kerja,
peningkatan loyalitas melalui pendidikan
Mencapai
tingkat pendidikan tinggi merupakan satu batu loncatan sangat penting untuk
melakukan mobilitas sosial para dewasa awal. Terdapat dua arti penting pada
tingkat pendidikan tinngi yang dicapai bagi mobil keaatas ini diantaranya : pertama,
pendidikan itu merupakan dasar bagi kesusksesan dan kemajuan jabatan yang
dicapai yang pada akhirnya memudahkan bagi seorang untuk melakukan mobl keaatas
dalam masayarakatnya. Kedua, pendidikan
sangat memberikan peluang terhaap pemuda kelas sosial menegah dan bawah untuk
kontak dengan anggota kelas sosial di atasnya. Dan dengan demikian pemuda itu
dapat mempelajari pola-pola kehidupan san peilaku sebagai hal esensial bagi
diterimanya seorang dalam kelompok sosial satatus atas.
Perkawinan
dan identifikasi pola tingkah laku sosial, pemanfaatan jalur perkawinan
sebagai batu loncatan untuk menaikkan satus sosial umumnya dilakukan oleh
anggota status sosial menengah, yang menghendaki kenaikan kelas sosial, melalui
batu loncatan ini akan berusaha untuk menggaet lawan jenis dari kelas sosial
atas. Hal semacam itu sering terjadi dalam lingkungan masayrakat luas ataupun
dalam lingkungan sekolah atau perguruan tinggi, tetapi kecenderungannya adalah
iklim sosial dalam lingkunga sekolah atau perguruan tinggi, karna lebih
memungkinkan pemilihan pasangan untuk maksud itu. Beberapan kelebihan-klebihan
individual yang menunjang seorang permuda/gadis kelas mengah untuk mengadakan
perkawinan dengan pasangan dari kelas sosial atas sama dengan beberapa
persyaratan untuk menjadi populer
Identifikasi pola tingkah laku sosial
dilakukan para dewasa awal sebgai suatu usaha penting agar dimiliki tingkah
laku yang diharapkan oleh kelompoknya yang baru. Hal itu dilakukan oleh orang
dewasa yang memanfaatkan batu loncatan berupa kesuksesan dan kemajuan jabatan,
memperoleeh tingkat pendidikan tinggi, dan malalui perkawinan, usaha
identifikasi tingkah laku sosial dalam kelompok baru akibat perkawinan, agakna
lebih sukar dibandingkan akibat kenaikan jabatan fan kenaikan tingkat
pendidikan. Penyebabnya yang utama adalah karena proses perkawianan menaikkan
status sosial seorang secara tiba-tiba, sedangkan proses dalam dua hal lainnya
melalui tahap demi tahap secara evaluasi. baik pria maupun wanita dalam hal
perkawinan dengan pasangan dari anggota kelas sosial atas haruslah sudi belajar
untuk melengkapi dan menyempurnakan tingkah laku dan sepak tarjangnya sesuai
dengan kebiasaan dsn pola hidnp keluarga isteri/suaminya
5.
AKIBAT-AKIBAT PSIKIS MOBILITAS SOSIAL
Seorang yang berkecimpung dalam kancah
mobilitass sosial menghadapi dilema sosial yang lebih banyak dibandingkan
dengan oarng-oarang yang tidak berkecimpung dalam kancah itu. Hal itu
disebabkan karena mereka yang mobil tadi dipaksa oleh lingkungannya untuk
melepaskan diei dari kebiasaan dan pla hidup
yang telah berakar dan harus menyesuaikan diri dengan nilai –nilai
sosial dan standar-standar tingkah laku baru. Selai itu mobilitas sosial
menimbulkan rasa tertekan atau stres dan ketegangan, dalam suatu keluarga.
Perasaan itu tadi tidak saja terjadi antara suami dengan isteri, melainkan juga
antaraorang tua dengan anak.
REFERENSI
Mappiare,Andi.1983.Psikologi Orang Dewasa.Malang:Usaha
Nasional (TT)
Komentar
Posting Komentar